Cite This        Tampung        Export Record
Judul Ayahku (Bukan) Pembohong
Pengarang Tere Liye (Pengarang)
Penerbitan Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2018
Deskripsi Fisik 304 halaman ;20 cm
Konten Novel
Media Buku
Penyimpan Media Umum
ISBN 9786020331584
Subjek Novel
Abstrak Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya? Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya. Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Novel
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
043064 899.221 3 TER a Dapat dipinjam Perpustakaan Pusat - Ruang Baca Umum Tersedia
043065 899.221 3 TER a Dapat dipinjam Perpustakaan Pusat - Ruang Baca Umum Dipinjam
043066 899.221 3 TER a Dapat dipinjam Perpustakaan Pusat - Ruang Baca Umum Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000015050
005 20200331085020
007 ta
008 200331################g##########f#ind##
020 # # $a 9786020331584
035 # # $a 0010-0320000285
082 # # $a 899.221 3
084 # # $a 899.221 3 TER a
100 0 # $a Tere Liye$e Pengarang
245 1 # $a Ayahku (Bukan) Pembohong
264 # # $a Jakarta :$b PT Gramedia Pustaka Utama,$c 2018
300 # # $a 304 halaman ; $c 20 cm
336 # # $a Novel$2 rdacontent
337 # # $a Buku$2 rdamedia
338 # # $a Umum$2 rdacarrier
520 # # $a Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya? Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya. Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.
650 # # $a Novel
990 # # $a 43064
990 # # $a 43065
990 # # $a 43066
Content Unduh katalog